Memaknai Makna Hari Suci Galungan Ka.Kankemenag Kab. Badung Bagi Bagi Sembako Berupa Daging Ayam Kep
- Kementerian Agama Kabupaten Badung
- Jul 13, 2015
- 2 min read
(Ka.Kankemenag) Menjelang hari suci Agama Hindu yang jatuh setiap 6 bulan sekali yang tepatnya pada hari Rabo / Buda Kliwon Wuku Dungulan. Kesibukan sudah terlihat di pulau Bali yang di terkenal dengan sebutan Pulau Dewata atau pulau seribu Pura. Kesibukan ini terlihat disetiap rumah dan instansi Pemerintah di Bali. Senin 13 juli 2015 kakankemenag Kab. Badung memberikan ceramah di aula kantor kemenag Kab. Badung mengenai makna hari suci Galungankeoada seluruh pegawai yang beragama Hindu. Dalam Dharna Wacana Beliau menekankan bahwa Pada hakekatnya hari raya suci Galungan dan Kuningan yang telah mengumandang di masyarakat adalah kemenangan dharma melawan adharma. Artinya dalam konteks tersebut kita hendaknya mampu instrospeksi diri siapa sesungguhnya jati diri kita, manusia yang dikatakan dewa ya, manusa ya, bhuta ya itu akan selalu ada dalam dirinya. Bagaimana cara menemukan hakekat dirinya yang sejati?, "matutur ikang atma ri jatinya" (Sanghyang Atma sadar akan jati dirinya).Hal ini hendaknya melalui proses pendakian spiritual menuju kesadaran yang sejati, seperti halnya hari Raya Galungan dan Kuningan dari hari pra hari H, hari H dan pasca hari H manusia bertahan dan tetap teguh dengan kesucian hati digoda oleh Sang Kala Tiga Wisesa, musuh dalam dirinya, di dalam upaya menegakkan dharma didalam dirinya maupun diluar dirinya. Sifat-sifat adharma (bhuta) didalam dirinya dan diluar dirinya disomya agar menjadi dharma (Dewa), sehingga dunia ini menjadi seimbang (jagadhita). Dharma dan adharma, itu dua kenyataan yang berbeda (rwa bhineda) yang selalu ada didunia, tapi hendaknyalah itu diseimbangkan sehingga evolusi didunia bisa berjalan.
Selesai dharma wacana Beliau dilanjutkan dengan pembagian sembako berupa daging kepada para pegawai yang rutin dilaksanakan semenjak Beliau menjabat Kakankemenag di Kab. Badung, kegiatan yang berlangsung hampir 3 tahun ini terlaksana tanpa memotong hak dari pegawai ataupun menggunakan dana dari anggaran. Kegiatan rutin ini murni kebijakan Beliau sebagai Kakankemenag sebagai wujud kebersamaan yang mejadi dasar kepemimpinan Beliau, sehingga kesejahteraan di kalangan pegawai benar benar terasa dan terbukti bukan hanya sebatas wacana.
Comments